PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MOTIF SONGKET PALEMBANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

Dalam perkembangan Sejarah kain tenun tradisional dahulu hanya
dapat dipakai oleh keluarga Kerajaan dan bangsawan istana saja akan
tetapi pada saat ini kain tersebut juga digunakan pada acara-acara resmi.
Adapun permasalahan yang penulis angkat dalam penulisan skripsi ini
adalah perlindungan hukum terhadap motif songket Palembang
berdasarkan UU 28 Tahun 2014 tentang hak cipta dan faktor-faktor motif
songket Palembang yanazg tidak didaftarkan hak ciptanya berdasarkan UU
28 Tahun 2014 tentang hak cipta. Penelitian ini menggunakan metode
normatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini, seni motif sikek berjumlah 100 motif
namun yang memiliki sertifikat hak cipta hanya berjumlah 23 buah
selebihnya belum memiliki sertifikat karena motif tersebut tidak tahu
penciptanya, karena tidak didaftarkan dari awal dan sudah banyak di
plagiarisme namun tidak bisa dilaporkan karena tidak memiliki sertifikat
hak ciptanya. Di Palembang songket dibedakan menjadi dua, yakni
songket dengan desain benang emas yang penuh disebut dengan songket
lepus dan songket tawur. Adapun motif dan ragam hias yang diterapkan
pada kain songket Palembang islam yang dilarang menggambarkan
makhluk hidup. Dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda) Sumatera
Selatan mendaftarkan 150 motif kain songket. Kementerian Hukum dan
HAM (Kemenkumham) saat ini ada 22 motif songket Palembang yang
sudah terdaftar.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Hak Cipta, Motif Songket